Lokasi : Desa Pengotan – Kabupaten Bangli
Waktu : 2010-2012
Pelaksana : Tim lintas Fakultas pengembangan program dampingan.
Sumber :www.lpm.unud.ac.id
Secara geografis, desa ini terletak pada ketinggian 800-1000 meter di atas permukaan laut, memiliki luas 9.79 km2, dan dihuni oleh 3589 orang penduduk yang tergabung menjadi 924 KK. Di desa tradisional (Bali Age) ini berkembang sistem pertanian lahan kering dengan produktivitas yang masih rendah. Demikian pula tingkat pendidikan dan pendapatan rumah tangga miskin (RTM).
Sebagai bagian dari grand strategy pendampingan Desa Pengotan, rencana pemanfaatan lahan Unud harus ditata kembali. Lahan ini harus dijadikan laboratorium lapangan Unud (site project) pengembangan sistem pertanian terpadu dan inseminasi buatan sapi Bali unggul. Di lahan ini akan dikembangkan budidaya sapi Bali unggul, budidaya pertanian lahan kering, dan kerajinan tangan dari bambu sebagai basis sekolah lapangan Unud.
Pengembangan Desa Pengotan dan pemanfaatan lahan Unud sebagai lab. lapangan akan memberikan manfaat dan peluang pengembangan kerjasama lintas disiplin dan antar program studi di Unud di bidang pengentasan kemiskinan di desa dengan sistem pertanian lahan kering. Mutu dan efektifitas pelaksanaan program pengembangan desa dampingan Unud di Desa Pengotan, termasuk di desa lainnya di Bali, akan menjadi bukti komitmen dan langkah strategis Unud mengembangkan diri menjadi world class University pada tahun 2021
Strategi
Strategi yang dirumuskan melalui program Pengabdian Masyarakat dan Penelitian memiliki dua dimensi.
Dimensi pertama, pengembangan usaha tani skala kecil secara terpadu berbasis pupuk organik. Teknologi tepat guna diperkenalkan mulai dari pemakaian pupuk organik, pemilihan bibit, pengolahan tanah, cara tanam, sampai ke pemasaran produk pertanian, dan peternakan. Output kegiatan ini adalah digunakannya secara bertahap pupuk organik pada lahan pertanian penduduk setempat, terutama di lahan milik RTM. Dengan menjadi desa ini berbasis pertanian organik, secara bertahap diharapkan ketahanan pangan dan pendapatan RTM akan meningkat, termasuk teratasinya masalah air dan peningkatan akses masyarakat ke pelayanan kesehatan bermutu.
Dimensi kedua, pengembangan lahan Unud sebagai laboratorium (sekolah) lapangan. Outputnya adalah sapi Bali unggul melalui inseminasi buatan, dan budi daya pertanian lahan kering melalui demplot pembuatan bibit. Petani setempat akan belajar mengembangkan usaha tani terpadu melalui demplot (Sekolah lapangan) Unud ini.
Dokumen akademik hasil penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang peternakan, pertanian, dan pengentasan kemiskinan akan dipublikasikan di berbagai forum ilmiah. Dengan mengembangkan inseminasi buatan sapi Bali unggul dan budidaya tanaman lahan kering di lahan yang dikelola Unud ini, Desa Pengotan akan menjadi pusat pengembangan bibit sapi Bali unggul dan budi daya tanaman lahan kering di Bali bahkan di Indonesia.
Kedua dimensi yang diuraikan di atas akan menjadi pedoman Unud menjawab isu-isu strategis pengembangan Desa Pengotan. Kasus baru gangguan gizi sampai gizi buruk pada ibu hamil dan Balita RTM harus bisa ditekan seminimal mungkin di masa depan. RTM harus dijadikan sasaran utama pengembangan program dampingan Unud. Sistem pertanian organik diperkenalkan secara bertahap kepada kelompok-kelompok tani pelopor dari masing-masing dusun yang sudah mengikuti pelatihan di sekolah lapangan (alam) Unud.
Strategi yang diterapkan terkait dengan kedua dimensi tersebut mencakup:
1. Intensifikasi sistem pertanian lahan kering menggunakan pupuk organik
2. Diversifikasi budi daya tanaman dan ternak.
3. Memperluas jangkauan pendidikan melalui sekolah lapangan dan gerakan orang tua asuh.
4. Membangun semangat kewirausahaan RTM di bidang pertanian, peternakan dan kerajinan tangan dari bambu mulai dari bantuan permodalan dan bibit sampai ke pemasarannya.
5. Merevitalisasi Posyandu sebagai UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Program ini diawali dengan pelatihan kader (posyandu dan dasa wisma) masing-masing dusun. Tujuan pelatihan adlah meningkatkan kompetensi dan komiment kader mengembangkan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).
6. Mengefektifkan pemanfaatan lahan Unud sebagai laboratorium (Sekolah Lapangan) melalui kegiatan penelitian di bidang peternakan, pertanian terpadu lahan kering, dan kerajinan bambu.
7. Mencari alternatif sumber air melalui studi kelayakan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Pengotan yang sudah lama mendambakan air, baik untuk kebutuhan domestik keluarga maupun untuk pengembangan sistem pertanian mereka.
Ketujuh strategi tersebut akan dikembangkan sambil memantapkan terus koordinasi staf Unud dengan Dinas – Dinas terkait di Pemkab Bangli, mulai dari perencanaan sampai proses implementasi dan monitoringnya. Yang tidak kalah penting, koordinasi internal dan keterpaduan berbagai disiplin ilmu di Unud harus terus dirintis dan dikembangkan sesuai dengan isu-isu strategis yang berkembang di Desa Pengotan.
Manfaat dan dampak program
Hasil langsung pengembangan program dampingan Unud di desa ini mencakup:
1) Peningkatan produktifitas usaha tani RTM.
2) Peningkatan persediaan pangan RTM.
3) Peningkatan daya beli keluarga RTM.
4) PWS KIA mampu melakukan pemetaan dan mendokumentasikan kesehatan ibu hamil dan balita di masing-masing dusun. Data ini diterjemahkan menjadi program aksi untuk meningkatkan kesehatan ibun hamil dan Balita RTM.
5) Lahan Unud berkembang menjadi pusat pembibitan budi daya tanaman lahan kering, dan sapi Bali unggul atau pusat bank sperma sapi Bali unggul di Indonesia.
6) Pemuda pelopor dari masing-masing dusun menerapkan hasil pelatihannya untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian, peternakan dan kerajinan di wilayahnya masing-masing.
7) Sekolah lapangan mampu memberdayakan SDM potensial di setiap dusun yang akan menjadi motor penggerak pengembangan pertanian organik di desa ini.
Program dampingan Unud selama lima tahun (2010-2014) di Desa Pengotan akan menghasilkan dokumen akademik (publikasi ilmiah) dan peningkatan kesejahteraan RTM di desa ini seperti perbaikan pola konsumsi dan penurunan masalah gizi ibu hamil dan balita. Selain itu, program ini akan menjadi model pengentasan kemiskinan di desa pertanian lahan kering di Indonesia.
Keberhasilan UCDP mengembangkan Desa Pengotan dan lahan Unud di desa ini akan sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan Unud mendorong staf akademik Unud menjadikan Unud sebagai PT yang mampu menghasilkan SDM unggul, mandiri dan berbudaya (best practices), termasuk menyediakan anggaran pengembangan UCDP. Kinerja tim lapangan Unud dan staf peneliti juga ikut menjadi faktor penentu keberhasilan UCDP. Komitmen pimpinan dan efektifitas kinerja tim lapangan akan menjadi pemicu pengembangan Tri Dharma PT yang langsung juga bermanfaat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pengotan.
Indikator utama (key perforamce indicators) keberhasilan program dampingan Unud untuk pengembangan Desa Pengotan menjadi desa pertanian organik meliputi dua aspek yaitu aspek demand (kebutuhan masyarakat) dan aspek supply (Unud sebagai PT pendamping).
Sebagai bagian dari grand strategy pendampingan Desa Pengotan, rencana pemanfaatan lahan Unud harus ditata kembali. Lahan ini harus dijadikan laboratorium lapangan Unud (site project) pengembangan sistem pertanian terpadu dan inseminasi buatan sapi Bali unggul. Di lahan ini akan dikembangkan budidaya sapi Bali unggul, budidaya pertanian lahan kering, dan kerajinan tangan dari bambu sebagai basis sekolah lapangan Unud.
Pengembangan Desa Pengotan dan pemanfaatan lahan Unud sebagai lab. lapangan akan memberikan manfaat dan peluang pengembangan kerjasama lintas disiplin dan antar program studi di Unud di bidang pengentasan kemiskinan di desa dengan sistem pertanian lahan kering. Mutu dan efektifitas pelaksanaan program pengembangan desa dampingan Unud di Desa Pengotan, termasuk di desa lainnya di Bali, akan menjadi bukti komitmen dan langkah strategis Unud mengembangkan diri menjadi world class University pada tahun 2021
Strategi
Strategi yang dirumuskan melalui program Pengabdian Masyarakat dan Penelitian memiliki dua dimensi.
Dimensi pertama, pengembangan usaha tani skala kecil secara terpadu berbasis pupuk organik. Teknologi tepat guna diperkenalkan mulai dari pemakaian pupuk organik, pemilihan bibit, pengolahan tanah, cara tanam, sampai ke pemasaran produk pertanian, dan peternakan. Output kegiatan ini adalah digunakannya secara bertahap pupuk organik pada lahan pertanian penduduk setempat, terutama di lahan milik RTM. Dengan menjadi desa ini berbasis pertanian organik, secara bertahap diharapkan ketahanan pangan dan pendapatan RTM akan meningkat, termasuk teratasinya masalah air dan peningkatan akses masyarakat ke pelayanan kesehatan bermutu.
Dimensi kedua, pengembangan lahan Unud sebagai laboratorium (sekolah) lapangan. Outputnya adalah sapi Bali unggul melalui inseminasi buatan, dan budi daya pertanian lahan kering melalui demplot pembuatan bibit. Petani setempat akan belajar mengembangkan usaha tani terpadu melalui demplot (Sekolah lapangan) Unud ini.
Dokumen akademik hasil penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang peternakan, pertanian, dan pengentasan kemiskinan akan dipublikasikan di berbagai forum ilmiah. Dengan mengembangkan inseminasi buatan sapi Bali unggul dan budidaya tanaman lahan kering di lahan yang dikelola Unud ini, Desa Pengotan akan menjadi pusat pengembangan bibit sapi Bali unggul dan budi daya tanaman lahan kering di Bali bahkan di Indonesia.
Kedua dimensi yang diuraikan di atas akan menjadi pedoman Unud menjawab isu-isu strategis pengembangan Desa Pengotan. Kasus baru gangguan gizi sampai gizi buruk pada ibu hamil dan Balita RTM harus bisa ditekan seminimal mungkin di masa depan. RTM harus dijadikan sasaran utama pengembangan program dampingan Unud. Sistem pertanian organik diperkenalkan secara bertahap kepada kelompok-kelompok tani pelopor dari masing-masing dusun yang sudah mengikuti pelatihan di sekolah lapangan (alam) Unud.
Strategi yang diterapkan terkait dengan kedua dimensi tersebut mencakup:
1. Intensifikasi sistem pertanian lahan kering menggunakan pupuk organik
2. Diversifikasi budi daya tanaman dan ternak.
3. Memperluas jangkauan pendidikan melalui sekolah lapangan dan gerakan orang tua asuh.
4. Membangun semangat kewirausahaan RTM di bidang pertanian, peternakan dan kerajinan tangan dari bambu mulai dari bantuan permodalan dan bibit sampai ke pemasarannya.
5. Merevitalisasi Posyandu sebagai UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Program ini diawali dengan pelatihan kader (posyandu dan dasa wisma) masing-masing dusun. Tujuan pelatihan adlah meningkatkan kompetensi dan komiment kader mengembangkan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).
6. Mengefektifkan pemanfaatan lahan Unud sebagai laboratorium (Sekolah Lapangan) melalui kegiatan penelitian di bidang peternakan, pertanian terpadu lahan kering, dan kerajinan bambu.
7. Mencari alternatif sumber air melalui studi kelayakan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Pengotan yang sudah lama mendambakan air, baik untuk kebutuhan domestik keluarga maupun untuk pengembangan sistem pertanian mereka.
Ketujuh strategi tersebut akan dikembangkan sambil memantapkan terus koordinasi staf Unud dengan Dinas – Dinas terkait di Pemkab Bangli, mulai dari perencanaan sampai proses implementasi dan monitoringnya. Yang tidak kalah penting, koordinasi internal dan keterpaduan berbagai disiplin ilmu di Unud harus terus dirintis dan dikembangkan sesuai dengan isu-isu strategis yang berkembang di Desa Pengotan.
Manfaat dan dampak program
Hasil langsung pengembangan program dampingan Unud di desa ini mencakup:
1) Peningkatan produktifitas usaha tani RTM.
2) Peningkatan persediaan pangan RTM.
3) Peningkatan daya beli keluarga RTM.
4) PWS KIA mampu melakukan pemetaan dan mendokumentasikan kesehatan ibu hamil dan balita di masing-masing dusun. Data ini diterjemahkan menjadi program aksi untuk meningkatkan kesehatan ibun hamil dan Balita RTM.
5) Lahan Unud berkembang menjadi pusat pembibitan budi daya tanaman lahan kering, dan sapi Bali unggul atau pusat bank sperma sapi Bali unggul di Indonesia.
6) Pemuda pelopor dari masing-masing dusun menerapkan hasil pelatihannya untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian, peternakan dan kerajinan di wilayahnya masing-masing.
7) Sekolah lapangan mampu memberdayakan SDM potensial di setiap dusun yang akan menjadi motor penggerak pengembangan pertanian organik di desa ini.
Program dampingan Unud selama lima tahun (2010-2014) di Desa Pengotan akan menghasilkan dokumen akademik (publikasi ilmiah) dan peningkatan kesejahteraan RTM di desa ini seperti perbaikan pola konsumsi dan penurunan masalah gizi ibu hamil dan balita. Selain itu, program ini akan menjadi model pengentasan kemiskinan di desa pertanian lahan kering di Indonesia.
Keberhasilan UCDP mengembangkan Desa Pengotan dan lahan Unud di desa ini akan sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan Unud mendorong staf akademik Unud menjadikan Unud sebagai PT yang mampu menghasilkan SDM unggul, mandiri dan berbudaya (best practices), termasuk menyediakan anggaran pengembangan UCDP. Kinerja tim lapangan Unud dan staf peneliti juga ikut menjadi faktor penentu keberhasilan UCDP. Komitmen pimpinan dan efektifitas kinerja tim lapangan akan menjadi pemicu pengembangan Tri Dharma PT yang langsung juga bermanfaat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pengotan.
Indikator utama (key perforamce indicators) keberhasilan program dampingan Unud untuk pengembangan Desa Pengotan menjadi desa pertanian organik meliputi dua aspek yaitu aspek demand (kebutuhan masyarakat) dan aspek supply (Unud sebagai PT pendamping).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar